Meneladani Empat Sifat Mulia Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam

CIREBON — Dalam khutbah Jumat yang disampaikan di masjid Santun Muhammadiyah Kota Cirebon pada Jumat, 5 September 2025, Ahmad Nurjanah, SE, SPd, MSi. mengangkat tema tentang kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan menekankan pentingnya meneladani sifat-sifat agung Rasulullah.

Dalam wawancaranya seusai khutbah, Ahmad Nurjanah menjelaskan bahwa kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam adalah rahmat besar bagi umat manusia. Allah Subhanallah Wa Ta’ala menggambarkan sosok Rasulullah dengan penuh kasih dan kepedulian terhadap umatnya. Hal ini tercermin dalam Surat At-Taubah ayat 128 sebagai landasan utama:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Ayat ini menggambarkan empat sifat agung Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam yang harus menjadi teladan umat Islam:

1. Azizun
Rasulullah sangat peduli dan merasa berat atas penderitaan yang dialami umatnya. Beliau tidak rela melihat umat dalam kesulitan, baik dunia maupun akhirat.

2. Harishun
Nabi memiliki semangat yang besar untuk menyelamatkan umat, selalu berjuang dan mendoakan agar umatnya berada dalam jalan keimanan dan keselamatan.

3. Raufun
Beliau adalah sosok yang lembut dan penuh kasih, memperlakukan umatnya dengan kelembutan, tanpa kekerasan, dan selalu memberikan pengajaran dengan hikmah.

4. Rahimun
Rasulullah adalah penyayang, bahkan kepada orang yang menolak atau menyakitinya. Kasih sayangnya melampaui batas, mencerminkan akhlak mulia yang patut ditiru.

Menurut Ahmad Nurjanah, memperingati Maulid Nabi bukan hanya mengenang kelahiran secara fisik, tetapi menghidupkan kembali nilai dan karakter luhur yang beliau wariskan. Keempat sifat ini adalah fondasi penting dalam membentuk pribadi Muslim yang unggul, berempati, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

“Jika kita ingin menjadi umat yang dicintai Nabi, maka teladanilah akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari — di rumah, tempat kerja, maupun di masyarakat,” ujarnya menutup wawancara.

Jamaah yang hadir mengikuti khutbah dengan khidmat dan antusias, menjadikan momentum ini sebagai pengingat akan pentingnya meneladani Rasulullah tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan. (01-AF)

Komentar (Tanggapan)

Kirim Tanggapan