Kajian Reboan Masjid Santun Muhammadiyah Kota Cirebon: Makna dan Keutamaan Sujud dalam Islam

CIREBON – Rabu, 22 Oktober 2025
Masjid Santun Muhammadiyah Kota Cirebon kembali menggelar Kajian Reboan yang rutin dilaksanakan setiap hari Rabu malam ba’da Maghrib hingga Isya. Pada kesempatan kali ini, kajian diisi oleh Ustadz Agus Wahid, S.Ag., yang membawakan tema sentral tentang makna dan keutamaan sujud dalam ibadah.

Dalam pemaparannya, Ustadz Agus menjelaskan bahwa sujud merupakan bentuk ketundukan dan kepasrahan total seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia menyebut bahwa sujud adalah posisi paling mulia dalam shalat karena saat itulah seorang hamba berada dalam kedekatan maksimal dengan Rabb-nya.

Beliau mengutip hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud. Maka perbanyaklah doa dalam sujud.”
(HR. Muslim)

Makna “dekat” dalam hadis tersebut, menurut Ustadz Agus, bukan secara fisik tetapi kedekatan terhadap rahmat dan kasih sayang Allah. Oleh karena itu, memperbanyak doa ketika sujud adalah sunnah yang sangat dianjurkan karena menunjukkan kepasrahan dan harapan seorang hamba kepada Tuhannya.

Kajian juga menyinggung QS. Al-Baqarah ayat 186: 
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.”

Ayat ini memperkuat pemahaman bahwa Allah sangat dekat dan siap mengabulkan doa, terutama ketika dilakukan dalam keadaan penuh kekhusyukan seperti saat sujud.

Ustadz Agus juga menjelaskan sejarah sujud yang pertama kali diperintahkan kepada para malaikat sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Adam ‘alaihissalam. Namun, Iblis enggan melakukannya karena kesombongan dan menjadi makhluk terkutuk. “Sujud adalah simbol kehambaan, sedangkan penolakan untuk sujud adalah bentuk kesombongan,” ujarnya.

Dalam kajian tersebut juga dibahas beberapa jenis sujud seperti:
– Sujud Tilawah: dilakukan ketika membaca atau mendengar ayat sajdah.
– Sujud Syukur: dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat atau kabar gembira.

Beliau juga menekankan, “Dalam ruku dan sujud, Rasulullah melarang membaca Al-Qur’an. Namun, doa sangat dianjurkan, terutama doa-doa dari Al-Qur’an yang tidak berupa tilawah, seperti: Rabbana atina fid-dunya hasanah… dan lainnya.”

Terakhir, Ustadz Agus menambahkan bahwa baik memanjangkan sujud maupun berdiri (qiyam) dalam shalat adalah amalan utama. Rasulullah sendiri terkadang memanjangkan bacaan saat berdiri dan terkadang memanjangkan sujud. Keduanya merupakan bentuk ibadah yang sama-sama mulia.

Kajian diikuti dengan antusias oleh jamaah Masjid Santun yang terdiri dari warga Muhammadiyah, Aisyiyah, dan masyarakat sekitar. Suasana hangat dan khusyuk terasa selama kajian berlangsung.

Semoga kajian ini menambah pemahaman keislaman dan menjadi motivasi untuk memperdalam makna sujud dalam ibadah sehari-hari. Mari perbanyak doa dalam sujud sebagai wujud kehambaan kita kepada Allah. (01-AF)

Komentar (Tanggapan)

Kirim Tanggapan