Pengajian Reboan PRA Kejaksan; Perjalanan Panjang Memangku Wasiat Melanjutkan Dakwah

Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh PRA Kejaksan antara lain berupa kajian tafsir dan tajwid setiap hari Rabu bertempat di mushola Al Anwar, jalan Sechmagelung 1 Cirebon. Kegiatan tersebut dinamakan “Pengajian Reboan.”

Ketua PRA Kejaksan, Hamidah Rasyad, mengatakan bahwa pengajian hari Rabu digagas oleh ibunda beliau, Hj. Muniroh, yakni pengajian Majelis Taklim Al-Munawaroh pada tahun 1988. Pesertanya antara 15 s.d. 20 orang.

Tidak hanya itu kegiatan dakwah di mushola Al-Anwar. Pada awal Ramadhan dilakukan pembagian sembako untuk jamaah dhuafa dan angpao di akhir Ramadhan. Shalat tarawih pun dilaksanakan bersama masyarakat sekitar. Tadarus dilakukan oleh ibu-ibu setelah shalat Subuh hingga pukul 07.00. kegiatan tersebut terus berlanjut hingga kini sebagai bagian dari kegiatan PRA Kejaksan.

Di samping kegiatan yang dipimpin oleh Hj. Muniroh, ada juga kegiatan yang dipimpin oleh suami beliau, K.H. Abdullah Rasyad Rais, berupa pengajian malam Jumat dengan materi kajian Fiqih. Sedangkan pada siang harinya digunakan untuk belajar Bahasa Arab yang diikuti tidak hanya ibu-ibu Aisiyah melainkan semua kalangan yang berminat.

Tahun 1990 didirikanlah TPA ‘Aisyiyah oleh Hamidah Rasyad. Kegiatan TPA dilaksanakan siang hari karena tempatnya bergantian dengan TK ‘Aisyiyah. Peserta didik mencapai 140 siswa dengan jumlah guru 8 orang dari Nasyi’atul ‘Aisyiyah (NA). Namun sangat disayangkan, TPA hanya bertahan sampai tahun 1996. Hal itu terjadi karena TPA harus dipindahkan ke mushola Al-Anwar, sedangkan di mushola tersebut tidak ada ruang untuk kelas TPA.

Setelah ibu Muniroh wafat tahun 2002, pengajian dilanjutkan oleh ibu Hapsah dan ibu Latifah secara bergantian sampai dengan tahun 2020 dengan anggota pengajian antara 10 s.d. 15 orang. Pengajian berhenti total pada tahun 2021 karena pemerintah menerapkan status lockdown pada semua aktivitas, semua instansi, dan semua kalangan akibat merebaknya wabah corona. Karena sudah tdak ada lagi yang mengurus, kegiatan pengajian mengalami kebekuan hingga tahun 2024.

K.H. Abdullah Rasyad Rais wafat pada tahun 2005, meninggalkan mushala Al-Anwar dengan segala bentuk aktivitasnya. Estafeta dakwah terus berlanjut meskipun terkendala waktu. Keluarga besarnya adalah guru dan dosen, para PNS yang mempunyai kewajiban di instansinya masing-masing. Mereka masih meluangkan waktu untuk melanjutkan dakwah sang ayah. Terutama anak tertua, Faisal Rasyad, dan anak kelima, Hamidah Rasyad beserta suami, bahu membahu melanjutkan amanat yang ditinggalkan ayahanda tercinta.

Pada tahun 2019 dibentuklah Yayasan Al-Misbah oleh Hamidah Rasyad dan Suaminya, Drs. Otang Misbah. Yayasan tersebut merupakan mitra Yayasan Karantina Tahfizh Al Quran Nasional (YKTN) Cibulan yang menggunakan metode yadain. Santri tahfizh angkatan pertama s.d. kesepuluh datang dari seluruh Indonesia. Ada yang dari Aceh, Medan, Pekan Baru, Lombok, Bandung, Garut, dll. Penurunan peserta tahfis terjadi setelah kasus virus corona hingga tahun 2024, peserta hanya terbatas di wilayah Pulau Jawa. Akhirnya, karena banyak terjadi perubahan di masyarakat terutama segi finansial, peserta tahfizh terbatas dari wilayah Ciayumajakuning. Hal itu disebabkan banyaknya pondok pesantren tahfizh yang menerima beasiswa full sehingga para santri lebih memilih ponpes di luar Al-Misbah. Saat ini, Yayasan Al-Misbah menggalang kerja sama dengan MAN 2 Ciwaringin Cirebon, 70 orang santri dari sekolah tersebut mengikuti karantina progam tahfizh selama satu bulan dengan target hapal 30 juz.

Dinaungi Yayasan Al-Misbah bekerja sama dengan PRA Kejaksan, aktivitas di mushola Al-Anwar menggeliat kembali. Pengajian Reboan dihidupkan lagi dengan konsep yang berbeda, setelah Drs. H. Otang Misbah menjalani purnabkti tahun 2024. Dan diperkuat lagi setelah istrinya juga menjalani masa pensiun sekitar Bulan April 2025.

Pengajian Reboan dipimpin oleh Drs. H. Otang Misbah. Kajian ini dimulai pukul 13.00 dan berakhir pukul 15.30. Kegiatan diawali dengan doa majelis secara bersama-sama dan diakhiri dengan melaksanakan shalat Asar berjamaah. Kajian difokuskan pada pemahaman tafsir dan tajwid surat-surat pendek dari mulai Al-Fatihah secara bertahap, sistematis, dan berkesinambungan. Dalam kajian satu surat akan berkaitan dengan beberapa ayat dalam surat yang lain yang memiliki kesamaan isi tafsir. Sebagai contoh; kajian tafsir QS. Al-Lail ayat 11 tentang taufik dan hidayah akan berkiatan denga tafsir senadan pada QS. Al-Imron ayat 8, QS. An-Nur ayat 54 dan seterusnya. Diharapkan dalam satu bulan dapat menyelesaikan antara satu atau dua surat pendek tuntas dikaji dari segi tajwid dan tafsir. Kajian sampai dengan minggu ini adalah QS. Al-Lail.

Tidak hanya pengajian Reboan, PRA Kejaksan juga mengadakan kegiatan “Rihlah dan Silaturahmi Kader Aisiyah Cabang-Ranting Kota Cirebonn pada tanggal 5 dan 6 Juli 2025 dengan tema “Indahnya Kebersamaan dalam Bingkai Akidah Islamiyah” bertempat di Vila Aziza Kuningan. Kegiatan tersebut diikuti oleh utusan tiap ranting dan cabang Aisiyah Kota Cirebon.

Kontributor

Eva Fauziah
(PD ‘Aisyiyah Kota Cirebon)
Tim Media Muhammadiyah Kota Cirebon

Komentar (Tanggapan)

Satu tanggapan untuk “Pengajian Reboan PRA Kejaksan; Perjalanan Panjang Memangku Wasiat Melanjutkan Dakwah”

  1. Avatar Jamhari Arey
    Jamhari Arey

    sangat baik sekali, semoga terus memberikan kebaikan bagi masyarakat, mengajak lebih banyak, menjangkau lebih luas dan merangkul semua pihak. selamat beraktivitas

Kirim Tanggapan