CIREBON – SMP Muhammadiyah 1 Kota Cirebon kembali menghadirkan kegiatan penuh makna melalui Tasmi Juz 30 dan Kajian Parenting, Kamis (02/10/2025). Acara ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, Dr. Sri Maryati, M.A. dan Dr. Subhan, dosen Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC).
Kegiatan diikuti oleh para siswa, guru, serta orang tua dalam suasana hangat dan penuh pembelajaran.
Keluarga, Pondasi Utama Akhlak Anak
Dalam pemaparannya, Dr. Sri Maryati menekankan bahwa kegiatan Tasmi tidak sekadar melatih hafalan Al-Qur’an, tetapi juga menjadi sarana memperkuat sinergi antara sekolah dan keluarga dalam membentuk karakter dan akhlak anak.
Dalam sesi interaktif, beliau mengajak orang tua dan anak untuk saling memahami perasaan masing-masing
“Ternyata kita ini sibuk dengan pikiran sendiri. Mamah sibuk menyuruh, anak sibuk bermain HP, tapi tidak saling memahami,” ujar Dr. Sri.
Ia menegaskan, perintah orang tua sering disalahartikan karena komunikasi keluarga belum berjalan dengan baik. Padahal, keluarga adalah madrasah pertama dalam pembentukan akhlak.
Tantangan Akhlak di Era Digital
Dr. Sri juga menyoroti persoalan moral di tengah derasnya arus teknologi dan media sosial. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Cirebon, sejak 2006 hingga 2025 tercatat 3.465 kasus HIV/AIDS, dengan 93 kasus baru hanya dalam enam bulan pertama tahun 2025.
“Banyak dari mereka masih usia sekolah, bahkan 15–19 tahun sudah ada yang positif,” ungkapnya.
Selain itu, maraknya tauran, bullying, dan pengaruh media sosial juga menjadi tantangan besar bagi generasi muda.
Beliau mengingatkan agar anak-anak tidak terjebak dalam FOMO (Fear of Missing Out) rasa takut ketinggalan tren yang membuat mereka kehilangan fokus dan jati diri.
“Batasi waktu scroll TikTok. Jangan lebih dari setengah jam. Tanpa sadar, emosi dan pikiran kita bisa dipengaruhi oleh apa yang kita lihat,” pesannya.
Peran Ayah dan Ibu Harus Seimbang
Dalam sesi refleksi, Dr. Sri berbagi kisah pribadi yang menyentuh tentang kedekatannya dengan sang ayah.
“Bapak saya selalu perhatian, bahkan tahu jadwal menstruasi saya. Ternyata itu cara beliau menjaga anak gadisnya tanpa harus membicarakan hal sensitif.”
Pesan ayahnya yang tak pernah terlupakan:
“Kalau ada orang yang menyakitimu, lupakan. Tapi kalau ada orang yang berbuat baik padamu, ingat selamanya.”
Dari cerita itu, beliau menegaskan pentingnya peran ayah dalam mendidik anak, terutama dalam membangun karakter dan rasa aman pada anak perempuan.
Tiga Pesan Penting dari Dr. Sri Maryati
- Keluarga adalah pondasi utama pembentukan akhlak.
- Pendidikan akhlak harus dimulai sejak dini.
- Generasi berakhlak lahir dari keluarga yang berperan aktif.
“Sukses itu hanya 20% dari kepintaran otak, sisanya 40% motivasi dan 40% doa orang tua,” tuturnya.
Acara ditutup dengan tayangan video reflektif yang membuat banyak peserta terharu, menyadari besarnya kasih sayang dan pengorbanan orang tua.
Dr. Subhan: Katakan “YES” untuk Kebaikan, dan “CANCEL” untuk Hal Negatif!
Setelah sesi bersama Dr. Sri, kegiatan dilanjutkan dengan hipnoterapi motivasi dari Dr. Subhan, dosen UMC yang dikenal dengan gaya penyampaiannya yang energik dan inspiratif.
Dalam pembukaannya, beliau menyampaikan rasa syukur bisa hadir dan belajar bersama peserta.
“Saya bersyukur bisa ada di sini. Saya belajar banyak dari Bu Sri Maryati, karena beliau banyak di lapangan,” ucapnya.
Dari Anak Nelayan Jadi Dosen
Dr. Subhan membagikan perjalanan hidupnya yang luar biasa.
Lahir di Mundu Pesisir, Cirebon, ia sempat diarahkan sang ayah untuk menjadi nelayan.
“Nang, kamu udah SMP, itu ada perahu, ada jaring. Setelah lulus SMP kamu pergi ke laut.”
Namun dalam hatinya ia berkata tegas: “Cancel! Saya harus jadi sarjana.”
Dengan tekad kuat, ia merantau ke Bandung untuk bekerja dan kuliah.
“Saya bilang ke bapak ibu, tugas bapak ibu hanya mendoakan saya di sepertiga malam, tugas saya belajar,” kenangnya.
Kini, perjuangan itu berbuah hasil beliau berhasil menyelesaikan S3 dan menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Cirebon.
Hipnoterapi Positif: “YES dan CANCEL”
Dalam sesi interaktif, Dr. Subhan memperkenalkan teknik sederhana dari hipnoterapi yang bisa diterapkan anak-anak:
YES untuk hal positif
CANCEL untuk pikiran negatif
“Tidak ada yang bisa melukai diri kita kecuali kita mengizinkannya. Ingat itu!”
Anak-anak pun diajak berdiri, mempraktikkan gerakan “YES” dan “CANCEL” dengan semangat.
Suasana aula pun riuh dengan teriakan penuh motivasi:
“Yes! Saya anak sholeh!”
Afirmasi, Visualisasi, dan Doa
Beliau juga mengajarkan kepada anak anak tentang pentingnya mimpi, afirmasi, dan visualisasi dalam meraih cita-cita.
“Kalau mau jadi pilot, bayangkan pesawatnya, ucapkan afirmasinya: Saya berniat menjadi pilot!”
Dr. Subhan kemudian memandu doa dan afirmasi bersama seluruh peserta:
“Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah mulai hari ini dan seterusnya saya memilih dan memutuskan menjadi anak sholeh, rajin belajar di manapun, kapanpun…”
Suasana menjadi haru dan khidmat ketika seluruh peserta menundukkan kepala dan memohon doa untuk masa depan mereka.
Pesan Penting untuk Orang Tua: Hipnogogik & Hipnopompik
Kepada para orang tua, Dr. Subhan memberikan tips hipnoterapi islami dalam mendidik anak:
Hipnogogik: berikan sugesti positif sebelum tidur.
“Nak, mulai hari ini kamu bisa mengontrol HP-mu.”
Hipnopompik: berikan sugesti positif saat anak baru bangun.
“Nak, yuk sholat Subuh. Kamu kan anak hebat!”
Beliau mengingatkan agar orang tua tidak menggunakan kata-kata kasar saat membangunkan anak, karena bisa memengaruhi alam bawah sadar mereka.
“Minimal, setiap malam sebelum tidur dan saat bangun, lakukan hipnoterapi ringan untuk anak,” pesannya.
Selain itu, beliau menganjurkan agar HP dijauhkan 1–2 jam sebelum tidur, demi menjaga kualitas istirahat dan kesehatan mental keluarga.
Penutup yang Mengharukan
Menjelang akhir acara, Dr. Subhan mengajak peserta membayangkan wajah orang tua mereka yang semakin menua dan suatu saat akan meninggalkan dunia ini.
Tangis haru pun pecah di Masjid. Siswa dan orang tua saling berpelukan, meresapi makna cinta dan doa yang selama ini mereka terima.
“Doa orang tua itu kunci keberhasilan kita,” tutup Dr. Subhan.
Membangun Generasi Qurani dan Berakhlak Mulia
Kegiatan Tasmi Juz 30 dan Kajian Parenting ini menjadi momentum berharga untuk mempererat sinergi antara sekolah dan keluarga.
Melalui kegiatan ini, SMP Muhammadiyah 1 Kota Cirebon berharap lahir generasi Qurani yang berilmu, berakhlak, dan berbakti kepada orang tua.
“Sekolah mendidik dengan ilmu, keluarga menanamkan cinta bersama, kita lahirkan generasi berakhlak.”
Penulis
Kontributor
Aip Syarifudin
(Guru SMP Muhammadiyah 1 Kota Cirebon)
Tim Media Muhammadiyah Kota Cirebon
Tinggalkan Balasan ke ErliBatalkan balasan