CIREBON – 5 Oktober 2025. Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kesambi menggelar Pengajian Rutin Ahad Pagi. Dengan mengusung tema “Risalah Akhlak Muhammadiyah dan Orang Bertaqwa,” acara ini menghadirkan penceramah, Drs. H. Otang Misbach Jalil, M.Si., yang mengajak jemaah untuk merefleksikan kembali peran fundamental akhlak dalam kejayaan peradaban Islam.
Akhlak dalam Sejarah Umat
Drs. H. Otang Misbach Jalil memulai kajiannya dengan membawa jemaah menilik sejarah gemilang peradaban Islam di Córdoba, Andalusia. Pusat kemegahan ilmu pengetahuan dan kebudayaan itu, lanjut beliau, sayangnya harus berakhir tragis pada tahun 1492. Penyebabnya? Bukan karena serangan militer semata, melainkan karena pemimpin yang tidak bertanggung jawab dan fokus pada kepentingan diri sendiri, yang berujung pada hilangnya akhlak mulia.
“Kisah Andalusia menjadi pelajaran berharga. Akhlak adalah fondasi utama kesuksesan umat Islam,” tegas penceramah. Beliau mengutip penyair Syaukibek yang menyebutkan bahwa bangsa yang masih memegang teguh akhlak akan tetap kokoh, sementara bangsa yang kehilangannya akan runtuh. Di Indonesia, Drs. H. Otang Misbach Jalil menilai, meskipun masih banyak tantangan, komitmen pada nilai-nilai Islam dan kejujuran, yang salah satunya dicontohkan oleh persyarikatan Muhammadiyah, menjadi penopang kekuatan bangsa.
Ceramah tersebut juga menggarisbawahi kedudukan akhlak yang sangat tinggi dalam ajaran Islam. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam diutus ke dunia secara eksplisit untuk menyempurnakan akhlak manusia, dan Al-Qur’an adalah pedoman utama yang mengajarkan hal tersebut. Secara terminologi, akhlak (atau al-khuluq al-‘adatiyyah) diartikan sebagai kebiasaan baik yang terus-menerus dilakukan hingga menjadi karakter atau kepribadian yang mulia.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, pendidikan, dan sosial, memiliki amanah untuk senantiasa mengamalkan Islam secara menyeluruh, baik dalam ibadah (ubudiyah) maupun interaksi sosial (muamalah). Penceramah menyebutkan, salah satu contoh akhlak terpuji adalah memuliakan orang tua dan menjaga hubungan keluarga, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

PCM Kesambi Kota Cirebon
Keimanan kepada Allah:
Keimanan dan Tauhid: Meyakini sepenuh hati bahwa Allah Maha Esa, satu-satunya Pencipta, Pengatur (tauhid rububiyah), dan yang patut disembah (tauhid uluhiyah).
Orang orang bertakwa
Takwa: Menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Beriman dan bertakwa adalah kunci keselamatan, sejalan dengan firman Allah.
Ayat-Ayat Kunci tentang Takwa
Penceramah merujuk pada beberapa ayat Al-Qur’an terkait pentingnya takwa, yang artinya disajikan sebagai berikut:
Q.S. Al-Hujurat Ayat 13: “…Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa…” (Menjelaskan bahwa ketakwaanlah yang menjadi standar kemuliaan manusia di sisi Allah, bukan suku atau kekayaan).
Q.S. Al-Baqarah Ayat 194: “…Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Peringatan agar senantiasa bertakwa dalam menghadapi segala urusan).
Lebih lanjut, Drs. H. Otang Misbach Jalil, mengutip ulama Jalaludin, memaparkan Enam Anugerah bagi Orang Bertaqwa yang dijamin oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
Pertama, kebersamaan dengan Allah: Selalu dibimbing ke jalan yang baik.
Kedua, akan mendapatkan Ilmu dari Allah: Diberikan petunjuk ilmu untuk menempuh jalan yang lurus.
Ketiga, Al-Furqan: Kemampuan membedakan antara yang benar (hak) dan yang salah (batil), serta pengampunan dosa. Hal ini sesuai dengan Q.S. Al-Anfal Ayat 29 yang artinya: “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu Al-Furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu…”
Keempat, selamat dari api neraka: Dijaga dari siksa neraka, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Maryam Ayat 72 yang artinya: “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.”
Kelima, ada jalan Keluar dari Kesulitan: Diberikan kemudahan dalam menghadapi masalah dan rezeki dari arah tak terduga. Ini termaktub dalam Q.S. At-Talaq Ayat 2-3 yang artinya: “…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…”
Keenam, janji surga: Surga sebagai warisan dan tempat kembali. Hal ini ditegaskan dalam Q.S. Al-Qalam Ayat 34 yang artinya: “Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.” dan Q.S. Maryam Ayat 63 yang artinya: “Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.”
Penutup
Pengajian yang dihadiri oleh Ketua PCM Kesambi H. Digyono dan Ketua PD Aisyiyah Retno Kuntjorowati, S.Pd. ini ditutup dengan imbauan yang kuat agar seluruh anggota Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya senantiasa menjaga akhlak mulia, menegakkan keimanan, dan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, organisasi akan tetap kokoh dan mampu memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi masyarakat luas. (01-AF)
Tinggalkan Balasan ke Imron RosyadiBatalkan balasan