CIREBON, 8 Oktober 2025 — Masjid Santun Muhammadiyah Kota Cirebon kembali menggelar Pengajian Reboan yang rutin dilaksanakan setiap hari Rabu. Kali ini, pengajian yang berlangsung pada Rabu setelah Maghrib sampai Isya tersebut menghadirkan penceramah Dr. Maman Rusman, M.Pd., yang membawakan tema tafsir ayat dalam Surah Al-Fatihah, khususnya makna dari “Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin”.
Dalam ceramahnya, Dr. Maman menjelaskan pentingnya memahami susunan kalimat (takdim dan takhir) dalam ayat tersebut. “Kita setiap hari mengucapkan janji kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui ayat ini, namun sering lupa atau bahkan mengkhianatinya,” ungkap beliau. Ayat ini menegaskan bahwa hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Tidak ada yang lain.
Beliau menyoroti fenomena masih adanya umat Islam yang menggantungkan hasil panen atau keberuntungan pada selain Allah, seperti kepercayaan terhadap Dewi Sri. “Itu adalah bentuk penyimpangan akidah. Maka kita perlu mengembalikan ketauhidan secara utuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dr. Maman menjelaskan makna kata “kami” (na’budu dan nasta’iin) sebagai bentuk kerendahan manusia di hadapan Allah (litakhiri), sementara dalam ayat lain seperti “Inna anzalnahu fii lailatil qadr”, makna “kami” di situ adalah bentuk pengagungan terhadap Allah (litakhdhimi). Ini menunjukkan keunikan dan kedalaman bahasa Al-Qur’an.
Ia juga mengingatkan pentingnya menyampaikan ilmu agama bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga kepada keluarga. “Kita sering terlalu asyik belajar sendiri, namun lupa menyampaikan kepada orang terdekat. Akibatnya, muncul kesenjangan dalam pemahaman agama di tengah keluarga,” tuturnya.

Ceramah ditutup dengan penjelasan tentang kehebatan Al-Qur’an melalui huruf-huruf muqatha’ah seperti “Alif Lam Miim”. Dr. Maman menyebutnya sebagai bentuk i’jazul Qur’an, keistimewaan yang tidak bisa ditandingi oleh manusia.
Pengajian kali ini dihadiri jamaah yang memenuhi ruangan utama Masjid Santun bahkan hingga ke halaman luar. Suasana khusyuk dan antusiasme jamaah mencerminkan semangat untuk terus belajar dan memahami Al-Qur’an lebih mendalam.
Semoga nilai-nilai tauhid yang disampaikan dapat membekas dalam hati dan menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. (01-AF)
Tinggalkan Balasan ke KhoirunnisaBatalkan balasan