CIREBON – 10 Oktober 2025, Masjid Santun Muhammadiyah Kota Cirebon kembali dipenuhi oleh jamaah dalam pelaksanaan Salat Jumat. Bertindak sebagai imam dan khatib, Agus Wahid, S.Ag., yang menyampaikan khutbah dengan tema “Empat Tanda Salat Diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.”
Dalam khutbahnya, beliau menyampaikan bahwa salat bukan hanya kewajiban formal dalam Islam, melainkan bentuk totalitas penghambaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Untuk mengetahui apakah salat kita diterima oleh-Nya, terdapat empat tanda yang bisa dijadikan cerminan.
1. Selalu Mengingat Allah (Dzikir Setelah Salat)
Tanda pertama seseorang yang salatnya diterima adalah ia tetap mengingat Allah setelah salat. Bukan sekadar menunaikan kewajiban, tetapi memperpanjang hubungan ruhani dengan dzikir, tasbih, tahmid, dan tahlil.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 103:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ
“Apabila kamu telah menyelesaikan salat, maka ingatlah Allah di waktu berdiri, duduk, dan berbaring.”
Banyak orang selesai salat langsung beranjak tanpa berdzikir. Padahal dzikir adalah tanda cinta dan kedekatan kepada Allah. Mereka yang salatnya diterima akan selalu membawa nama Allah dalam setiap keadaan, bukan hanya saat butuh atau dalam kesulitan.
2. Terhindar dari Perbuatan Keji dan Mungkar
Tanda kedua adalah salat mampu mencegah pelakunya dari perbuatan buruk, seperti berkata kotor, berbohong, menipu, berbuat zalim, dan sejenisnya. Dalam Surah Al-Ankabut ayat 45 disebutkan:
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
Salat bukan sekadar gerakan fisik, tapi harus berpengaruh pada perilaku sehari-hari. Bila salat seseorang tidak berdampak pada akhlaknya, patut dipertanyakan kualitas salat tersebut. Orang yang salatnya diterima akan menjaga lisannya, perilakunya, serta menjauhi larangan Allah.

3. Gemar Beramal dan Bersedekah
Tanda ketiga bahwa salat diterima adalah lahirnya kepekaan sosial. Ia menjadi ringan tangan dalam membantu sesama, peduli terhadap lingkungan, dan gemar bersedekah. Orang yang salatnya benar akan terdorong untuk berbagi karena hatinya telah disentuh oleh kasih sayang Allah.
Khatib mengingatkan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang pelit, jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka.”
Kedermawanan adalah buah dari keimanan yang tumbuh dari salat yang khusyuk dan diterima.
4. Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Tanda keempat adalah adanya perbaikan dalam diri. Seseorang yang dulunya malas menjadi rajin, yang sebelumnya kasar menjadi lembut, yang tadinya jauh dari agama menjadi semakin dekat. Salat yang diterima membawa perubahan positif secara bertahap. Ia lebih sadar akan dosa, lebih tekun beribadah, dan lebih berhati-hati dalam bertindak.
Khatib menegaskan, “Jika salat kita tidak membawa perubahan, maka harus kita evaluasi. Jangan-jangan selama ini kita hanya melakukan rutinitas fisik tanpa melibatkan hati dan kesadaran.”
Dengan penjelasan yang dalam dan menyentuh, khutbah Jumat kali ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi seluruh jamaah untuk terus memperbaiki kualitas salat. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang salatnya diterima dan mendapat rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin. (01-AF)
Kirim Tanggapan