CIREBON, 21 September 2025 — Pengajian rutin yang diselenggarakan di Masjid Umar bin Khattab, di Komplek UMADA Cirebon setiap Ahad dari Maghrib sampai Isya, menghadirkan penceramah Ustadz Drs. Rumiyanto dengan tema “Naafi’un li Ghairihi (Bermanfaat bagi Orang Lain)”. Dalam tausiyahnya, beliau menekankan pentingnya membentuk karakter pribadi muslim dalam keluarga, sebagai fondasi utama menuju masyarakat dan negara yang baik, atau “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”.
Menurut beliau, keluarga adalah pondasi utama pembentukan karakter bangsa. Jika karakter dalam keluarga dibentuk dengan nilai-nilai Islam yang kuat, maka masyarakat dan negara akan merasakan dampak positifnya.
Delapan Karakter Pribadi Muslim
Disampaikan bahwa setidaknya terdapat delapan karakter utama seorang muslim, yaitu:
1. Akidah Islam yang benar
2. Ibadah yang benar
3. Akhlak yang mulia
4. Badan yang sehat dan kuat
5. Wawasan yang luas
6. Mampu mengendalikan hawa nafsu
7. Pandai menjaga waktu
8. Naafi’un li ghairihi, menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain adalah ciri muslim sejati,” ujar ustadz Rumiyanto, sembari mengutip QS. Al-Isra: 7 :
in aḫsantum aḫsantum li’anfusikum, wa in asa’tum fa lahâ…..
“Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri….”.
Waktu adalah Amanah
Dalam membahas pentingnya waktu, beliau menyinggung budaya barat yang mengatakan “time is money”. Namun dalam Islam, standar waktu jauh lebih luhur, sebagaimana tertuang dalam QS. Al-‘Ashr :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.”
Meneladani Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam
Mengutip QS. Al-Anbiya: 107 :
“Wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘aalamiin”
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam adalah teladan tertinggi dalam memberi manfaat kepada orang lain, baik secara spiritual maupun sosial. Hal ini ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam:
“Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan dari seorang mukmin, maka Allah akan menghilangkan satu kesulitannya di hari kiamat.”
“Barangsiapa meringankan beban orang yang kesusahan, maka Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akhirat.”
“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.”
“Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Contoh Sikap Naafi’un li Ghairihi
1. Berbagi ilmu dan keterampilan
2. Bersedekah dan berinfaq
3. Menolong sesama dengan tindakan, ucapan, maupun sikap yang baik
Kesimpulan
Ustadz Rumiyanto mengajak seluruh jamaah untuk memulai kebaikan dari diri sendiri (ibda’ binafsik) dan menjadikan diri sebagai pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa.
“Kita diperintahkan untuk menjadi rahmat, bukan hanya bagi umat Islam, tapi bagi seluruh alam,” tegas beliau menutup ceramahnya. (01-AF)
Kirim Tanggapan